MengapaMigrasi ke Australia Tinggal di Australia adalah seperti mimpi menjadi nyata. Australia adalah Negara multibudaya, dan merupakan salah satu komunitas masyarakat yang paling beragam di dunia dan sering disebut sebagai tanah yang penuh kesempatan untuk orang-orang dari berbagai suku bangsa.
Dampakemigrasi. Emigrasi adalah keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Berikut dampak positif dari adanya emigrasi, yaitu: Dapat memperkenalkan kebudayaan ke bangsa lain. Menambah devisa bagi negara terutama dari penukaran mata uang asing. Mengurangi ketergantungan tenaga ahli dari luar negeri, terutama orang yang belajar ke luar
Pesertadidik dapat menganalisis dampak positif dari tingginya migrasi ke negara Australia (C4) A. memiliki budaya yang beragam yang didominasi oleh budaya Eropa B. angka kelahiran di Australia lebih tinggi dari angka kematiannya C. Australia masuk dalam jajaran negara maju seperti Eropa D. terjadi persebaran penduduk yang merata di Australia.
Dampakpositif. 1. Migrasi dapat memperlancar sirkulasi uang. 2. Migrasi dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk, mereka yang merantau biasanya mengumpulkan uang untuk membiayai kelarganya. 3. Mendorong pembangunan daerah, sebab keterampilan dan pengetahuan yang di peroleh dari daerah tujuan akan dimanfaatkan untuk kemajuan daerahnya. 4.
Berikutdampak positif Imigrasi. Secara ekonomi migrasi memiliki peran penting dalam membantu ekonomi rumah tangga. A Migrasi mendorong terjadinya proses alih teknologi dari tenaga asing kepada tenaga kerja Indonesia. Strategi Kelangsungan Hidup pada Era Krisis Ekonomi 1 Setiadi 2 Gambaran Kemiskinan.
Migrasike Australia Anjlok, Pekerja Terampil Kini Lebih Memilih Kanada, Inggris dan Singapura Centre for Population, memperkirakan migrasi positif baru akan kembali pada tahun anggaran 2022/
Semakinberkurangnya tenaga penggerak pembangunan di desa. Terbatasnya jumlah kaum intelektual di desa karena penduduk desa yang berhasil memperoleh pendidikan tinggi di kota pada umunya enggan kembali ke desa. Dampak positif migrasi terhadap daerah yang dituju. Jumlah tenaga kerja bertambah. Integrasi penduduk desa-kota semakin tampak.
Dampakpositif dri tingginya migrasi ke negara australia - 25786481 jagoan7937 jagoan7937 28.11.2019 IPS Adanya orang-orang asing yang tinggal di Australia, akan memudahkan kita untuk bergaul dan mengenal mereka secara langsung sehingga timbul suatu rasa kebersamaan dengan mereka. e. Berkurangnya jumlah, pertambahan, dan tingkat kepadatan
Migrasike Australia menjadi pilihan yang menarik bagi semakin banyak orang. Banyak orang dari Asia Tenggara, Inggris dan Afrika Selatan telah mempertimbangkan pindah ke Australia karena berbagai alasan dengan banyak dari mereka telah mendengar dari teman-teman yang sudah tinggal di Australia bahwa negara itu memberikan banyak peluang bagus. Sebagai negara maju, Australia dikenal dengan reputasi y
juZFH31. Abstrak Menanggapi kebutuhan tren migrasi dan globalisasi internasional yang meningkat, serta mengakomodasi keragaman, kewarganegaraan, diaspora budaya, dan identitas, maka, kerangka kebijakan multikulturalisme di berbagai negara diartikulasikan. Australia adalah negara yang mengadopsi kebijakan multicultural. Pendekatan Australia terhadap imigrasi, pada dasarnya, mengecualikan imigrasi non-Eropa. Kebijakan 'White Policy' seperti yang biasa dijelaskan semakin dibongkar oleh Pemerintah Australia setelah Perang Dunia II. Sikap yang berlaku terhadap migran yaitu, bahwa migran harus melepaskan budaya dan bahasa mereka dan dengan cepat sehingga menjadi tidak dapat dibedakan dari tuan rumah. Istilah 'multikulturalisme' telah diperkenalkan dan kelompok migran membentuk asosiasi negara bagian dan nasional untuk mempertahankan budaya mereka, dan mempromosikan kelangsungan bahasa dan warisan mereka di dalam institusi arus utama. Situasi-situasi tersebut di atas ini lambat laun memunculkan wacana yang lebih negatif dan sangat kritis terhadap segala hal yang multikultural. Dalam kaitannya dengan keamanan nasional, Australia sebagai negara yang berisikan orang-orang dari berbagai belahan di dunia, berkomitmen untuk melindungi kepentingan keamanan nasional negara dan juga memajukan keamanan internasional. Maka dari itu, tulisan ini akan menganalisis lebih lanjut terkait potensi ancaman keamanan di Australia dalam bentuk masyarakat multikulturalisme. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Migrasi InternasionalPENGARUH MIGRAN DALAM MEMBENTUK MULTIKULTURALISME YANG ADADI MASYARAKAT AUSTRALIA MENJADI SEBUAH TANTANGAN KEAMANANMELALUI STUDI KASUS ISLAMOPHOBIAArchietasari Nindyamurti 195120401111032 / 32Dosen Pengampu Muhaimin Zulhair Achsin, Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas brawijayaAbstrakMenanggapi kebutuhan tren migrasi dan globalisasi internasional yangmeningkat, serta mengakomodasi keragaman, kewarganegaraan, diaspora budaya,dan identitas, maka, kerangka kebijakan multikulturalisme di berbagai negaradiartikulasikan. Australia adalah negara yang mengadopsi kebijakan Australia terhadap imigrasi, pada dasarnya, mengecualikan imigrasinon-Eropa. Kebijakan White Policy’ seperti yang biasa dijelaskan semakindibongkar oleh Pemerintah Australia setelah Perang Dunia II. Sikap yang berlakuterhadap migran yaitu, bahwa migran harus melepaskan budaya dan bahasamereka dan dengan cepat sehingga menjadi tidak dapat dibedakan dari tuanrumah. Istilah 'multikulturalisme' telah diperkenalkan dan kelompok migranmembentuk asosiasi negara bagian dan nasional untuk mempertahankan budayamereka, dan mempromosikan kelangsungan bahasa dan warisan mereka di dalaminstitusi arus utama. Situasi-situasi tersebut di atas ini lambat laun memunculkanwacana yang lebih negatif dan sangat kritis terhadap segala hal yangmultikultural. Dalam kaitannya dengan keamanan nasional, Australia sebagainegara yang berisikan orang-orang dari berbagai belahan di dunia, berkomitmenuntuk melindungi kepentingan keamanan nasional negara dan juga memajukankeamanan internasional. Maka dari itu, tulisan ini akan menganalisis lebih lanjutterkait potensi ancaman keamanan di Australia dalam bentuk Kunci Migran, Islamophobia, White Australia Policy, Multikuturalismei Jurnal Migrasi InternasionalBAB I PENDAHULUAN Latar BelakangIde-ide terkait keberagaman budaya dan kesetaraan mulai berkembang dalammasyarakat pada decade akhir abad ke-20. Menanggapi kebutuhan tren migrasi danglobalisasi internasional yang meningkat, serta mengakomodasi keragaman,kewarganegaraan, diaspora budaya, dan identitas, maka, kerangka kebijakanmultikulturalisme di berbagai negara diartikulasikan. Australia adalah negara yangmengadopsi kebijakan multikultural yang mana secara singkat menarik perhatian padakerangka kebijakan multikultural negara bagian dan teritori, dan meninjau beberapa isukunci dalam multikulturalisme di Australia terhadap imigrasi, pada dasarnya, mengecualikan imigrasinon-Eropa. Kebijakan White Policy’ seperti yang biasa dijelaskan semakin dibongkaroleh Pemerintah Australia setelah Perang Dunia II. Sikap yang berlaku terhadap migranyaitu, bahwa migran harus melepaskan budaya dan bahasa mereka dan dengan cepatsehingga menjadi tidak dapat dibedakan dari tuan rumah. Para migran dan pengungsidiharapkan untuk berasimilasi dan berbaur dengan penduduk secepat mungkin. Kebijakanasimilasi Pemerintah didasarkan pada asumsi bahwa ini tidak akan sulit bagi pendatangbaru dalam waktu tertentu. Maka, fokus kebijakan pemerintah pada saat itu adalahasimilasi dan integrasi lalu bergerak ke multikulturalisme sebagai pengakuan atastantangan yang dihadapi para migran dalam menyesuaikan diri dengan masyarakatAustralia dan penerimaan bahwa pendatang baru mungkin tidak ingin kehilanganidentitas budaya mereka adalah salah satu negara paling multikultural di dunia, dan rumah bagibudaya berkelanjutan tertua di dunia. Pada tahun 1973, istilah 'multikulturalisme' telahdiperkenalkan dan kelompok migran membentuk asosiasi negara bagian dan nasionaluntuk mempertahankan budaya mereka, dan mempromosikan kelangsungan bahasa dan1 Jurnal Migrasi Internasionalwarisan mereka di dalam institusi arus utama.Our History - Multicultural AffairsMultikulturalisme adalah sebuah konsep dan kebijakan yang dirancang untukmenanggapi meningkatnya keragaman budaya masyarakat Australia akibat imigrasisecara massal dalam beberapa dekade setelah Perang Dunia II. Dalam bentuk responpemerintah, multikulturalisme diterjemahkan ke dalam kebijakan public atau desainkelembagaan ditandai dengan pengakuan kebutuhan yang berbeda dari masing-masingkelompok memastikan kesempatan yang sama dan akses di antara mereka.HeywoodPasca langkah awal pemerintah Whitlam Labor pada tahun 1973, kebijakanmulticultural nasional resmi dilaksanakan lebih lanjut oleh pemerintah KoalisiKonservatif Fraser pada tahun 1978. Kemudian dilanjutkan oleh Bob Hawke, danselanjutnya oleh Paul Keating. Kebijakan CALD Culturally and Linguistually Diversetetap dijalankan di seluruh tingkat pemerintahan dan layanan public, seperti sistempendukung medis yang melayani secara khusus penduduk yang tidak berbahasa Inggris.Information for Non-English Speakers NPS - Better Choices, Better HealthSelanjutnya, dipicu oleh serangan teroris 9/11 di AS, Bom Bali pada tahun 2002dan perdebatan publik dan media yang diperbarui dan kebencian tentangmultikulturalisme, pemerintah John Howard memperkenalkan pernyataan kebijakan barupada tahun 2003 berjudul Multicultural Australia United in Diversity.MULTICULTURAL AUSTRALIA UNITED IN DIVERSITY Kebijakan ini memberikanpenekanan khusus untuk menciptakan persatuan dan kohesi sosial di tengah ancamanterorisme. Pun ditekankan pada Islam dan mendukung komunitas Muslim Australia agarlebih terintegrasi dan terhubung dengan komunitas lainnya. Pergeseran kebijakan ini jugaterletak di dalam debat publik dan kebijakan yang semakin bergejolak tentang pencarisuaka dan ancaman yang mereka lihat terhadap keamanan nasional. Selama periode1999-2002 terjadi peningkatan tajam pencari suaka Muslim ke tersebut di atas ini lambat laun memunculkan wacana yang lebihnegatif dan sangat kritis terhadap segala hal yang multikultural. Dalam kaitannya dengankeamanan nasional, Australia sebagai negara yang berisikan orang-orang dari berbagaibelahan di dunia, berkomitmen untuk melindungi kepentingan keamanan nasional negaradan juga memajukan keamanan internasional. Maka dari itu, tulisan ini akan2 Jurnal Migrasi Internasionalmenganalisis lebih lanjut terkait potensi ancaman keamanan di Australia dalam bentukmasyarakat Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh migran dalam membentuk multikulturalisme yang ada dimasyarakat Australia menjadi sebuah tantangan keamanan melalui studi kasusIslamophobia?3 Jurnal Migrasi InternasionalBAB II KERANGKA Teori Multikulturalisme Multikulturalisme dapat didefinisikan sebagai kapasitas negara untuk secaraefektif dan efisien menangani pluralitas budaya dalam batas-batas sebagai filsafat politik melibatkan ideologi dan kebijakan yang sangatbervariasi. Ini telah digambarkan sebagai "mangkuk salad" dan sebagai "mosaikbudaya", berbeda dengan "panci peleburan". Multikulturalisme, pandangan bahwabudaya, ras, dan etnis, khususnya kelompok minoritas, pantas mendapat pengakuankhusus atas perbedaan mereka dalam budaya politik yang dominan. Pengakuan tersebutdapat berupa pengakuan atas kontribusinya terhadap kehidupan budaya masyarakatpolitik secara keseluruhan, tuntutan perlindungan khusus menurut undang-undang bagikelompok budaya tertentu, atau hak otonomi pemerintahan bagi budaya merupakan respon terhadap fakta pluralisme budaya dalam demokrasimodern dan cara kompensasi kelompok budaya untuk eksklusi, diskriminasi, danpenindasan di masa lalu. Sebagian besar demokrasi modern terdiri dari anggota dengansudut pandang, praktik, dan kontribusi budaya yang beragam. Banyak kelompok budayaminoritas telah mengalami pengucilan atau pencemaran nama baik kontribusi danidentitas mereka di masa lalu. Multikulturalisme mencari penyertaan pandangan dankontribusi anggota masyarakat yang beragam sambil tetap menghormati perbedaanmereka dan menahan tuntutan asimilasi mereka ke dalam budaya dominan.BarryMultikulturalisme berdiri sebagai tantangan bagi demokrasi liberal. Dalamdemokrasi liberal, semua warga negara harus diperlakukan sama di bawah hukum denganmengabstraksikan identitas umum "warga negara" dari posisi dan identitas sosial, budaya,politik, dan ekonomi yang sebenarnya dari anggota masyarakat yang sebenarnya. Hal itumengarah pada kecenderungan untuk menyeragamkan kolektif warga negara danmenganggap budaya politik umum yang diikuti oleh semua orang. Namun, pandanganabstrak tersebut mengabaikan ciri-ciri politik menonjol lainnya dari identitas subyek4 Jurnal Migrasi Internasionalpolitik yang melebihi kategori warga negara, seperti ras, agama, kelas, dan jenis mengklaim kesetaraan formal warga negara, pandangan demokrasi liberalcenderung meremehkan cara-cara di mana warga negara pada kenyataannya tidak setaradalam masyarakat. Daripada merangkul citra liberal tradisional dari panci peleburan dimana orang-orang dari budaya yang berbeda berasimilasi ke dalam budaya nasional yangbersatu, multikulturalisme umumnya menganggap citra salad yang dilemparkan lebihtepat. Meskipun menjadi bagian integral dan dapat dikenali dari keseluruhan, anggotamasyarakat yang beragam dapat mempertahankan identitas khusus mereka saat beradadalam kolektif.BarryBeberapa ahli teori multikultural yang lebih radikal mengklaim bahwa beberapakelompok budaya membutuhkan lebih dari sekadar pengakuan untuk memastikanintegritas dan pemeliharaan identitas dan kontribusi mereka yang berbeda. Selain hak-hak individu yang sama, beberapa telah mengadvokasi hak-hak kelompok khusus danpemerintahan otonom untuk kelompok budaya tertentu. Karena kelangsungan budayaminoritas yang dilindungi pada akhirnya berkontribusi pada kebaikan semua danpengayaan budaya dominan, para ahli teori tersebut berpendapat bahwa pelestarianbudaya yang tidak dapat menahan tekanan untuk berasimilasi ke dalam budaya dominandapat diberikan preferensi daripada budaya biasa. norma persamaan hak untuk dua keberatan utama terhadap multikulturalisme. Salah satunya adalah bahwamultikulturalisme mengutamakan kebaikan kelompok tertentu di atas kebaikan bersama,sehingga berpotensi mengikis kebaikan bersama demi kepentingan minoritas. Persatuannasional bisa menjadi tidak mungkin jika orang melihat diri mereka sebagai anggotakelompok etnis atau ras daripada sebagai warga negara dari negara yang sama. Kedua,multikulturalisme melemahkan gagasan persamaan hak individu, sehingga melemahkannilai politik perlakuan yang sama. Hak-hak individu yang sama dapat dikesampingkanatau ditiadakan demi hak-hak yang dimiliki oleh kelompok.Reynolds et al.Beberapa ahli teori khawatir bahwa multikulturalisme dapat menyebabkanpersaingan antara kelompok budaya yang semuanya berlomba-lomba untuk mendapatkanpengakuan dan ini akan semakin memperkuat dominasi budaya dominan. Persaingansemacam itu bahkan dapat menimbulkan reaksi di mana budaya dominan melihat dirinya5 Jurnal Migrasi Internasionalsebagai kelompok terkepung yang membutuhkan pengakuan dan perlindungan. Lebihjauh, fokus pada identitas kelompok budaya dapat mengurangi kapasitas gerakan politikkoalisi yang mungkin berkembang melintasi perbedaan. Beberapa ahli teori Marxis danfeminis telah menyatakan kekhawatiran tentang menipisnya perbedaan penting lainnyayang dimiliki oleh anggota masyarakat yang tidak selalu memerlukan budaya bersama,seperti kelas dan jenis kelamin, dan mengakibatkan pengabaian kebijakan yang akanmeminimalkan ketidaksetaraan ekonomi dan gender. Kekhawatiran terkait adalah bahwatindakan yang merayakan pluralisme budaya akan dilakukan karena popularitas merekatetapi tindakan yang memperbaiki diskriminasi masa lalu tidak akan dilakukan karenaancaman mereka terhadap status kelompok dominan.Burgess and BurgessMultikulturalisme erat kaitannya dengan politik identitas, atau gerakan politik dansosial yang memiliki identitas kelompok sebagai dasar pembentukan dan fokus aksipolitiknya. Gerakan-gerakan tersebut berusaha untuk memajukan kepentingan anggotakelompoknya dan memaksakan isu-isu penting bagi anggota kelompoknya ke ranahpublik. Namun, berbeda dengan multikulturalisme, politik identitas didasarkan padaidentitas bersama para peserta dan bukan pada budaya bersama yang spesifik. Namun,baik politik identitas maupun multikulturalisme seringkali memiliki kesamaan tuntutanuntuk pengakuan dan ganti rugi atas ketidakadilan di masa lalu. Multikulturalismemenimbulkan pertanyaan penting bagi warga negara, administrator publik, dan pemimpinpolitik tentang menyeimbangkan pengakuan untuk kelompok dengan kepentingan seluruhmasyarakat. Dengan meminta pengakuan dan penghormatan terhadap perbedaan budaya,multikulturalisme memberikan satu kemungkinan jawaban atas pertanyaan tentangbagaimana meningkatkan partisipasi kelompok-kelompok yang sebelumnya tertindas.Harper et al. Teori BehavioralMultikulturalisme sebagai filosofi sosial dan sebagai kebijakan menunjukkanbahwa, dalam upaya membentuk masyarakat yang kohesif dari kelompok etnis danbudaya yang beragam, lebih baik untuk mengakui dan menghargai keragaman itu, dantidak berusaha untuk mengecilkan keragaman, atau memasukkan semua kelompok ke6 Jurnal Migrasi Internasionaldalamnya.Hurlock Multikulturalisme adalah pemahaman khusus tentang dinamikasosial dasar hubungan antaretnis. Dinamika sosial yang tercipta dari suatu masyarakatyang multicultural dapat dijelaskan melalui bagaimana perilaku manusia dan interaksinyadalam masyarakat.Reitz et al. Teori perilaku atau behavior memberikan analisis apakah,atau sejauh mana, dinamika yang mendasari hubungan antar-etnis dan proses sosialdalam masyarakat. Teori perilaku adalah suatu teori yang menjelaskan bagaimana responsuatu individu atau kelompok masyarakat terhadap apa yang dapat diterima atau tidakdapat diterima oleh mereka sesuai dengan nilai-nilai yang dimiliki.Reitz et al.Perilaku tersebut diekspresikan dengan tindakan, sikap, keyakinan, cara berfikir,dan bentuk ekspresi lainnya. Perilaku juga dapat ditunjukkan dengan sikap secaraeksplisit ataupun implisit. Perilaku secara eksplisit dalam multikulturalisme dapatdigambarkan seperti aksi-aksi penentangan terhadap suatu etnis atau budaya dalambentuk protes, pernyataan verbal, dan perilaku terbuka lainnya, sedangkan perilakuimplisit dalam multikulturalisme dapat digambarkan sebagai kepercayaan danketidakpercayaan terhadap komunitas etnis lainnya ataupun pembentukan stereotipeterhadap suatu kelompok masyarakat yang terkadang bersifat ofensif yang dilakukansecara tidak sadar.Ting Dalam konteks situasi multikulturalisme di Australia, teoriperilaku dalam membantu analisis bagaimana bentuk ekspresi atau perilaku yangdilakukan dalam masyarakat dan bagaimana respon dapat terbentuk berdasarkan perilakuyang dilakukan. Teori perilaku juga membantu dalam menganalisis bagaimana suatukelompok masyarakat atau individu membentuk suatu perilaku-perilaku ancaman dalamkonteks multikultiralisme seperti xenophobia, islamphobia, social exclusion, racism, Jurnal Migrasi InternasionalBAB IIIPEMBAHASAN Sejarah Islamophobia di AustraliaHubungan antara Muslim dan non-Muslim di Austral mengalami pasang surut,karena banyak faktor, seperti masalah sejarah, perkembangan situasi yang kompleksdengan masalah nasional dan internasional dan generalisasi berlebihan dari keberadaankomunitas Muslim. di Australia. Secara historis, kedatangan Islam di Australia akandibawa oleh para pemburu teripang Makassar pada tahun 1750-an, sehingga terjalinhubungan komersial dan kawin campur. Pada tahap selanjutnya, pemerintah Australiamendatangkan unta dari Afghanistan, yang pada awalnya digunakan untuk mengatasikondisi alam yang sangat sulit. Dalam perkembangan selanjutnya, mereka diizinkanuntuk membangun jalur telegraf dan jalur kereta api yang disebut kereta GhanDarmawanet al., Pada langkah selanjutnya, banyak imigran datang dari negara-negara Eropadan Timur Tengah. Imigran dari negara-negara Eropa tidak signifikan bagiperkembangan komunitas Muslim di Australia, namun kedatangan imigran dari negara-negara Arab dan Timur Tengah sangat penting dalam sejarah perkembangan Islam diAustralia. Beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan antara komunitas Muslim dannon-Muslim di Australia, yaitu jumlah kelompok agama relative size of groups, tidakadanya tumpang tindih antar agama yang berbeda, tidak adanya ghettoisasi dan tidakadanya politisasi perbedaan. Itu secara fundamental mempengaruhi pasang suruthubungan antar komunitas. Dapat ditarik kesimpulan bahwa jika hubungan antaraMuslim dan non-Muslim terkadang berfluktuasi, mereka tetap dianggap normal, yangberarti mengarah pada pengucilan permanen kelompok Muslim. Pesatnya perkembangan komunitas Islam di Australia, pada suatu waktu tidak lagidipandang sebagai penggerak perekonomian Australia, tetapi kemudian dipandangsebagai bagian dari “merusak” kelangsungan hidup komunitas kulit putih di Australiayang didominasi oleh Anglo- Saxon. uslim dengan dikeluarkannya White AustraliaPolicy, 1901, Kebijakan ini berdampak pada berkurangnya kedatangan imigran dari8 Jurnal Migrasi InternasionalTimur Tengah dan negara-negara kebijakan tersebut direvisi pada tahun1958 dan akhirnya dihapuskan pada tahun 1972, komunitas Islam di Australia dihidupkankembali dengan sejumlah besar imigran dari negara-negara Arab dan Timur disebutkan sebelumnya, hubungan antar-komunitas memiliki pasang surut,tergantung pada masalah yang menjadi ciri perkembangannya. Hubungan antarmasyarakat pada dasarnya baik. Selama ini pemerintah Australia dan masyarakatAustralia menghormati penerapan prinsip multikultural Australia. Namun, hubunganmemburuk ketika ada masalah hukum internasional yang merupakan generalisasi yangberlebihan dari suatu masalah. atau stigma terhadap kelompok Muslim Australia yangmungkin terpengaruh oleh opini yang dibangun oleh media massa. Stigma kedekatanIslam dengan terorisme, orang Arab dan lainnya yang menyudutkan umat Islam diAustralia telah berulang kali memunculkan tindakan diskriminatif bahkan kekerasan,seperti ketika dilakukan razia terhadap komunitas Muslim di Australia pasca seranganWTC dan Bali. Media massa berperan penting dalam membentuk opini publik,khususnya mengenai keberadaan kelompok-kelompok Muslim, meskipun dalamperkembangannya kelompok-kelompok Muslim ini telah mengorganisir diri ke dalamberbagai bentuk organisasi, Dari organisasi formal yang bergerak di bidang sosial hinggaorganisasi radikal, Wacana yang berkembang di masyarakat Australia khususnya yangberkaitan dengan fundamentalisme atau terorisme tidak boleh dikaitkan dengankeberadaan organisasi Islam iniKartini, ini sering menimbulkan salah persepsi tentang keberadaan komunitas Muslimdi Australia dan hubungannya dengan isu terorisme. Dengan semangat multikulturalisme,kondisi yang lebih menguntungkan harus diciptakan untuk munculnya pemahaman yangkomprehensif tentang komunitas Muslim di Australia. Kebijakan Pemerintah AustraliaTerhadap Minoritas Muslim Kebijakan Pemerintah Federal Australia terhadap minoritasMuslim berlangsung dalam ruang politik yang dikendalikan oleh dua kekuatan politik,yaitu gerakan Konservatif dan gerakan Progresif. Inilah berbagai variasi penerapan nilai-nilai liberalisme. kesamaan sikap dua kekuatan politik terpenting adalah konsistensimereka dalam penerapan prinsip-prinsip sekuler dan praktik pemerintahan Jurnal Migrasi Analisis Bentuk Ancaman White Australia Policy WAP, atau kebijakan pembatasan imigrasi berdasarkanciri-ciri fisik dan ras, berakhir sekitar tahun 1960-an. Momentum ini menjadi titik awalAustralia berubah menjadi negara yang multikultur dan dapat dikategorikan sebagainegara dengan keterbukaan yang bai katas imigran. Dalam kurun waktu yang singkat,pemerintah negara ini berhasil mendukung dan mengubah warna masyarakatnya menjadilebih beragam dan berasal dari latar belakang yang sangat variatif. Kebijakan pro-minoritas yang digagas oleh pemerintah pun sempat membawa masyarakat pada leveltoleransi dan menjunjung tinggi kesetaraan atas dasar identitas multikultur. Afiliasiagama juga menjadi salah satu fokus pemerintah pada saat itu. Imigran Muslim menjadisalah satu hasil dari semangat multikultur ini. Namun, kehidupan muslim mengalami penurunan drastis pasca peran aktifpemerintah atas kebijakan “War on Terror” akibat serangan 9/11 di Amerika Serikat.Ponything and Briskman Hal ini diperparah dengan hadirnya aktivis hingga politisinasionalis yang selalu menyuarakan identitas asli Australia. Mereka menganggap bahwaupaya multikultur ini hanyalah ulah oknum liberalis yang ingin mengancam danmenghilangkan identitas asli masyarakat Australia dan menghapuskan posisi Australiasebagai bangsa Eropa-kulit putih dan pro-Barat. Kelompok nasionalis ini jugamengarahkan tuduhannya kepada Muslim di Australia sebagai ancaman identitasterbesar.Kabir Peristiwa 9/11 menjadi pemicu utama semakin meningkatnya anti-Islamatau Islamophobia di kalangan masyarakat sebagai bentuk ancaman nyata masuknyagerakan radikalisme dan ancaman terorisme di Australia. Stigma dan alienasi ataskelompok muslim sebagai salah satu ancaman kemudian semakin meluas danmemperparah posisi Muslim di anti-Islam yang dilakukan oleh gerakan nasionalis ini kemudian semakindidukung dengan hadirnya politisi-politisi dengan sikap anti-Islamnya di levelpemerintahan. Pauline Hanson, salah satu senator yang selalu menunjukka sikap anti-Islamnya dan memicu kontroversi di masyarakat.Visentin Beberapa perilakukebenciannya yang terus Ia layangkan kepada komunitas Muslim Australia adalah terkait10 Jurnal Migrasi Internasionalsertifikasi halal, mengeluarkan kebijakan larangan membangun masjid, menyusunregulasi dan pengawasan yang lebih ketat hingga selalu menuduh Muslim sebagaipenyebab atas kasus terorisme di Australia. Politisi lain yang juga menunjukkan sikapanti-Islam atau Islamophobianya adalah Frasser Anning. Salah satu pernyataankontroversialnya adalah ketika Ia justru menuduh dan menyatakan bahwa serangan diChristchurch, New Zealand merupakan kesalahan Muslim gerakan nasionalis hingga politisi yang pada dasarnya akan sangatterlihat dan dicontoh oleh sebagian masyarakat kemudian semakin mendorong gerakanradikan anti-Islam. Serangan secara verbal hingga fisik atas identitas Muslim akhirnyasemakin sering terjadi dan mengancam keamanan nasional apabila perpecahan danperang antar ras suatu saat terjadi. Gerakan radikal, kampanye negatif hingga aksipemerintah yang terlalu pro terhadap war on terror dapat mendorong meluasnya gerakanIslamophobia sebagai hasil dari lahirnya multikulturalisme di Australia. Secara analisis teori, perilaku islamphobia yang terjadi di Australia menunjukkanperilaku resistensi terhadap suatu kelompok masyarakat yaitu kaum muslim ataukomunitas agama islam. Perilaku ini awalnya terbentuk melalui rasa takut dankekhawatiran masyarakat terhadap komunitas agama islam atas serangan yang terjadi diAmerika Serikat. Namun diluar itu terhadat faktor lain terbentuknya perilaku pernolakandan anti islam yang terdapat di Australia. Sebelum terjadinya serangan tersebut diAmerika Serikat, Australia telah memiliki berbagai isu terkait masalah multikulturalismeyang sedang berlangsung. Keberagaman yang terdapat di Australia menyebabkan banyaknya terpecahnyaidentitas kelompok-kelompok di Australia dan kesulitan dalam membentuk berkembangnya Australia dengan mengimplementasikan berbagai sistem dankebijakan multikulturalisme menyebabkan timbulnya rasa kehilangan nilai-nilai kolektifyang mereka miliki pada awalnya.Q+A Masuknya nilai-nilai komunitas agama islam diAustralia dinilai sebagai suatu ancaman bagi beberapa kelompok masyarakat di Australiadengan semakin terkikis dan hilangnya nilai-nilai orisinalitas dari Australia. Contohnyaprotes kelompok masyarakat di Australia terkait far-right terhadap budaya berpakaianmuslim. Budaya berpakaian dari wanita muslim dan beberapa budaya islam lainnya11 Jurnal Migrasi Internasionaldinilai tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh Australia yang mengekang danmembatasi hak-hak kebebasan sebagai seorang manusia. Beberapa kelompok masyarakatAustralia khawatir pengaruh dari nilai-nilai komunitas islam ini akan menyebar lebih luasdi Australia merubah budaya berpakaian, nilai kebebasan, ataupun nilai lainnya yangterdapat dalam masyarakat Australia. Sehingga apabila diidentifikasi, kelompok-kelompok tersebut menimbulkan sikap anti islam sebagai respon masuknya islam denganberupaya untuk menjaga nilai-nilai yang mereka miliki atas kekhawatiran akan semakinbereformasinya nilai-nilai yang ada di Australia. Namun apabila ditinjau dari teorimultikulturalisme tentunya tindakan ini tidak merefleksikan bagaimana multikulturalismeterimplementasikan secara ideal. Multikulturalisme membahas bagaimana adanya toleransi nilai antar etnis ataukelompok masyarakat. Namun, multikulturalisme juga dikatakan sebagai suatu konsepyang tidak realistis karena dibentuk berdasarkan asumsi idealis yang tidak dapatdimplementasikan secara nyata. Multikulturalisme menjadi suatu ancaman bagimasyarakat Australia yang menimbulkan kecenderungan tingginya potensi konflik antarkelompok masyarakat. Masyarakat akan cenderung membentuk perilaku yang berfokusterhadap identitas individu dan kelompoknya masing-masing serta nilai-nilainya sehinggamenyulitkan masyarakat Australia untuk membentuk dan mengidentifikasi identitasnasionalnya secara lebih luas. Posisi fokus masyarakat terhadap kelompoknya masing-masing menimbulkan kecenderungan intoleransi terhadap nilai-nilai kelompok minoritaslainnya sehingga menuntun masyarakat Australia dalam membentuk pengasingan sosialsocial exclusion dan diskriminasi sosial terhadap beberapa kelompok tertentu yangdimana dalam kasus ini yaitu komunitas agama islam. Berdasarkan perilaku yang anti islam yang dapat menimbulkan diskrimansi yangdapat mengakibatkan merusaknya harmonisasi sosial antar etnis yang pada akhirnyadapat menyulitkan masyarakat Australia untuk menentukan identitas nasionalnya. Sepertihalnya dalam kebijakkan anti-terror yang di sah oleh pemerintah Australia pada tahun2014 yang menyebabkan dampak negatif terhadap komunitas muslim di Australia yangmalah menaikan sentime anti muslimSasongko. Dari hal ini menimbulkan aksiintoleransi terhadap umat islam di Australia. Karena ini juga komunitas muslim di12 Jurnal Migrasi InternasionalAustralia merasa menjadi kriminalisai terhadap komunitas muslim yang ada di Australiaini menjadi semakin mengkawatirkan karena hal ini telah menggangu dan merusakkeamanan sosial masyarakat dan harmonisasi antar etnis yang dapat berakibatmenentukan identitas nasional mereka. Komunitas muslim wanita Australia yang bagian minoritas juga mengalamidiskriminasi seperti hal di pandang rendah atau tidak berpendidikan karena dia muslimdan juga dia minoritas dan ini juga sedikit merebut haknya dalam berbicara dalam umumkarena dia dipandang rendah dan akhirnya berdampak terhadap ras etnis lainnya yangnon-Eropa banyak menerima hinaan dan mengalami diskriminasi. Hal ini bisa jadimenyebabkan tidak seimbangnya antar ras dan etnis untuk semuanya tidak hanya darikomunitas muslim dan ini juga bisa menyebar ke komunitas lainyya yang mengalami halyang serupaZena Chamas dan Tracey Shelton. 13 Jurnal Migrasi InternasionalBAB IV Kesimpulan Multikulturalisme yang ada di Australia tidak dapat membentuk idenditatsnasional bersama dengan baik. Trauma akan serangan terorisme 9/11 membuat Australiamenjadi intolerir terhadap kaum Muslim di negaranya. Hal tersebut ditunjukkan dari aksi-aksi diskriminasi yang terjadi di masyarakat dan kebijakan yang dikeluarkan olehpemerintah. Idealisme multikulturalisme dalam menjelaskan dan membentuk toleransitidak dapat diterapkan oleh Australia. Sehingga memunculkan sikap Islamophobiaterhadap masyarakat dan pemerintah. Serangan verbal dan fisik yang sering kali terjadimemunculkan kampanye negatif dan gerakan anti-Islam semakin masif pada diskriminatif ini akan membahayakan integrasi serta aspek keamananmengingat banyaknya kaum muslim yang ada di Australia. Jika tindakan tersebut terusberlanjut diikuti gerakan radikal lainnya maka bukan tidak mungkin terjadi peperanganantar ras dan suku di keamanan dari bentuk masyarakat yang multikulturalisme tidak dapatdijadikan jalan untuk mengintergrasikan masyarakat dan membentuk identitas nasionalbersama. Australia akan semakin dikenal sebagai negara yang tidak ramah untuk umatIslam karena bersifat diskriminatif. Gerakan-gerakan radikal dan kapamanye negatif yangdilakukan masyarakat serta pemerintah menjadi tantangan di dalam bidang keamanandomestik Australia. Hal tersebut akan membuat pemerintah kesulitan untuk melakukanunifikasi. Sehingga tantangan dan ancaman yang harus diselesaikan pemerintah Australiasaat ini terkait sifat Islamophobia yang hidup di dalam masyarakat mereka. 14 Jurnal Migrasi InternasionalDAFTAR PUSTAKABarry, Brian. Culture and Equality An Egalitarian Critique of Multiculturalism. Harvard University Press, 2001, p. Ann Carroll., and Tom. Burgess. Guide to Western Canada. Insiders’ Guide, 2005, p. Thomas L., et al. “Dialogues in Urban and Regional Planning 4.” Dialogues in Urban and Regional Planning 4, Routledge Taylor & Francis Group, Nov. 2010, pp. 1–308, doi Andrew. Political Ideologies An Introduction. London Macmillan Education, Palgrave, elizabeth b. Behavioral Development. Erlangga, for Non-English Speakers NPS - Better Choices, Better N. “Muslims in a White Australia’ Colour or Religion?” Immigrants and Minorities, no. 2, 2006, pp. 193– AUSTRALIA UNITED IN DIVERSITY. History - Multicultural S., and L. Briskman. “Islamophobia in Australia From Farright Deplorables to Respectable Liberals.” Social Sciences, vol. 7, no. 11, 2018, pp. 1– Multiculturalism and the Australian Identity Q+A. Jeffrey G., et al. “Multiculturalism and Social Cohesion Potentials and Challenges of Diversity.” Multiculturalism and Social Cohesion Potentials and Challenges of Diversity, 2009, doi Cecil R., et al. Encyclopedia of Special Education A Reference for the Education of Children, Adolescents, and Adults with Disabilities and Other Exceptional Individuals. p. Agung. “Kebijakan Anti-Teror Australia Intimidasi Umat Islam.” 15 Jurnal Migrasi Internasional2015, p. The Challenges of Cultural Diversity. Lisa. “One Nation Wins Two Upper House Seats in the NSW Parliament.” The Sydney Morning Herald, Chamas dan Tracey Shelton. “Dari Muslim Aborigin Sampai Etnis Minoritas, Begini PotretKomunitas Muslim Di Australia.” Https// ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
Tinggal di Australia adalah seperti mimpi menjadi nyata. Australia adalah Negara multibudaya, dan merupakan salah satu komunitas masyarakat yang paling beragam di dunia dan sering disebut sebagai tanah yang penuh kesempatan untuk orang-orang dari berbagai suku bangsa. Australia dikenal sebagai tempat yang hebat untuk membentuk sebuah keluarga, masyarakat yang beragam budaya namun penuh kedamaian, sempurna untuk belajar dengan pilihan sekolah dan universitas berkualitas, dan orang-orangnya sangat hangat dan ramah, dan tentu saja masih banyak alasan lainnya kenapa setiap orang mencintai Australia. Ada banyak alasan mengapa orang sangat menginginkan kesempatan untuk tinggal di Australia. Kita lihat alasannya berikut ini Permintaan Pekerja Terampil Yang Tinggi Australia memiliki ekonomi yang kuat, namun mereka kekurangan akan pekerja terampil. Mereka membutuhkan keterampilan, bakat dan pengetahuan dari pekerja mancanegara untuk memenuhi kuota tenaga kerja dan membantu Australia mengembangkan pertumbuhan Ekonomi mereka. Oleh karena itu, Australia menerapkan sistem migrasi yang mendorong mereka untuk mencari orang yang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan untuk mengisi pasar tenaga kerja di Australia, dengan menawarkan kesempatan untuk menjadi Permanent Residence. Memperoleh Gaji Lebih Besar Ketika kamu bekerja di Australia melalui jalur yang legal, maka tidak akan ada diskriminasi dari segi penghasilan. Mereka yang datang dari luar negeri dapat bekerja dan mendapatkan gaji yang bersaing, tergantung dari tipe pekerjaan yang mereka ambil. Seorang Imigran mampu mendapatkan gaji lebih besar daripada gaji mereka dinegeri asalnya sembari menikmati fasilitas yang disediakan untuk pekerja di Australia. Dengan contoh, pekerjaan seperti Tukang Las, Konstruksi Bangunan, Tukang Listrik, Tukang Kayu, dan Mekanik adalah contoh pekerjaan dengan gaji terbesar di Australia. Iklim Ekonomi dan Politik yang Stabil Sudah terbukti jikalau Australia memiliki iklim politik dan ekonomi yang stabil. Penuh Dengan Keindahan Alam Australia memiliki banyak atraksi pariwisata, Kalian dapat menikmati pantai yang indah, pedesaan yang asri, keajaiban alam seperti Great Barrier Reef, dan pusat perbelanjaan terbaik. Salah satu tempat wisata paling terkenal adalah Sydney Harbor, Hutan Hujan di Queensland, Pulau Kangguru di bagian selatan Australia, dan masih banyak tempat mengagumkan diseluruh penjuru Australia. Memiliki Fasilitas Pendidikan Yang Bagus Australia menyediakan fasilitas pendidikan yang diakui reputasinya secara global. Lingkungan Yang Tepat Untuk Berkeluarga Dengan gaya hidup yang santai, serta penduduk yang ramah, Australia merupakan negara yang tepat untuk anda dan keluarga anda.
International migration has become a major international trend in recent decades. Australia is one of the main destination countries for immigrants, to work or become a permanent citizen. Based on its position, in the last few decades, the Australian immigration system underwent a significant paradigm shift. Among these many changes, the main change is a shift in focus from family stream migration programs to skilled migration programs and in the overall immigration program from permanent migration to long-term temporary migration. This research was conducted with descriptive qualitative method. This paper explains skilled migration programs in migration policy in Australia. As one of the largest immigrant destinations in the world, Australia has a skilled immigration policy. It is intended that immigrants who entering Australia are skilled, intelligent and competitive people, thus helping Australia in realizing its two priority goals, namely nation development and economic growth. Skilled migration policies target globally competitive immigrants, without threatening local people of Australians from the global labor market. Since 2000, Australia's total number of skilled immigrants entering Australia comprises 65% of skilled immigrants annually. Australia's skilled migration policy is still running today and have been adopted by OECD member and other developed countries. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Kebijakan Migrasi Terampil Skilled Migration Policy Australia dalamRangka Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi NasionalEvan Alexander Nainggolan / 195120401111029 / No. 24Prodi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Brawijayaevanalexander26 AbstractInternational migration has become a major international trend in recent is one of the main destination countries for immigrants, to work or become apermanent citizen. Based on its position, in the last few decades, the Australianimmigration system underwent a significant paradigm shift. Among these many changes,the main change is a shift in focus from family stream migration programs to skilledmigration programs and in the overall immigration program from permanent migration tolong-term temporary migration. This research was conducted with descriptive qualitativemethod. This paper explains skilled migration programs in migration policy in one of the largest immigrant destinations in the world, Australia has a skilledimmigration policy. It is intended that immigrants who entering Australia are skilled,intelligent and competitive people, thus helping Australia in realizing its two prioritygoals, namely nation development and economic growth. Skilled migration policies targetglobally competitive immigrants, without threatening local people of Australians from theglobal labor market. Since 2000, Australia's total number of skilled immigrants enteringAustralia comprises 65% of skilled immigrants annually. Australia's skilled migrationpolicy is still running today and have been adopted by OECD member and otherdeveloped Labor market, Selective, Skilled migrant, Transfer internasional telah menjadi bagian integral dari globalisasi, yang ditandaidengan ekspansi dan mobilitas yang semakin besar yang menghubungkan seluruh aspekkehidupan kontemporer di dunia. Dalam konteks globalisasi, negara-negara maju padaumumnya telah membuka diri terhadap arus barang, modal, dan tenaga kerja. Namun padasudut pandang yang lain, terdapat juga negara-negara yang menolak aktivitas migrasiinternasional karena asumsi perbedaan budaya dan nilai-nilai yang dibawa imigran berpotensimenjadi ancaman terhadap identitas nasional. Dalam konteks ekonomi, migrasi internasionaldiasumsikan sebagai satu instrumen yang berdampak positif pada pembangunan danpertumbuhan ekonomi. Hubungan antara migrasi dan pembangunan ini didasarkan padahuman resources atau proses transfer-knowledge tenaga kerja ahli / terampil ke tenaga kerjatidak terampil; transfer teknologi negara berkembang ke negara maju pada peningkatansumber daya manusia Hollifield, 201224. Migrasi tenaga kerja lintas negara telah menjadi tren internasional utama dalambeberapa dekade terakhir. Jika berkaca pada sudut pandang mikro, hal ini didasarkan padaalasan klasik orang datang ke negara lain – pada umumnya negara yang lebih maju – untukmemperbaiki standar hidup, meningkatkan pendapatan, dan mengharapkan kesejahteraanfinansial. Pekerja imigran pada dasarnya disebut sebagai pencari peluang ekonomi yangperilaku dan pilihan spasialnya ditentukan oleh kondisi ekonomi yang lebih menguntungkandi daerah atau negara tujuan daripada di negara asalnya. Oleh karenanya jika berkaca melaluisudut pandang makro, masuk akal jika negara maju maupun negara yang tumbuh lebih cepat,menarik lebih banyak migran untuk datang. Dalam asumsi ekonomi terbuka, imigrasi tenagakerja internasional pada dasarnya meningkatkan konsumsi dan Gross Domestic ProductGDP serta berimplikasi kepada tren pertumbuhan ekonomi yang lebih besar Brunow et al.,20151028.Dewasa ini, mayoritas pemerintah di negara-negara maju memiliki berbagaipersyaratan dan kualifikasi untuk menerima kedatangan migran tenaga kerja. Selain harusdatang dengan legal secara hukum, tenaga kerja migran dituntut untuk berketerampilan tinggiuntuk dapat diterima di negara-negara tujuannya. Dalam hal ini, pemerintah negara-negaramaju memilih imigran terampil baik untuk mengisi kesenjangan pasar tenaga kerja dan untukmengatasi preferensi populer imigrasi terampil skilled migration. Migran yang datangmelalui aliran visa terampil sering kali dianggap lebih mudah diintegrasikan dan tidakmembebani negara nantinya. Lebih lanjut, meskipun imigran yang sangat terampil disebutdapat menggantikan pekerja rumah tangga, ada persepsi publik di banyak negara bahwaimigran terampil ini cenderung tidak bersaing dan mengganggu ranah pekerja lokal. Lebihlanjut, asumsi tersebut menciptakan segregasi antara migrasi tenaga kerja tidak terampil,semi-terampil, dan terampil menurut keterampilannya yang mudah dibedakan Boucher,20202.Imigran terampil merupakan sumber penting dari bakat, inovasi, dan pendapatan bagipemerintah host-countries. Dalam ranah birokrasi yang politis, kebijakan imigrasi terampilmerupakan pengejawantahan dari preferensi pemerintah yang semakin meningkat untuktenaga kerja yang jauh lebih terampil daripada tenaga kerja lokalnya. Seluruh negaraOrganisation for Economic Co-operation and Development OECD telah mengembangkanprogram imigrasi terampil dalam kebijakan imigrasinya. Beberapa penelitian menunjukkanbahwa para petinggi pemerintahan atau birokrat di negara maju yang sering dijadikan negaratujuan tenaga kerja asing lebih memilih imigran terampil, bahkan jika migran tersebutmenghadirkan persaingan pasar tenaga kerja langsung untuk pekerja terampil rumah tangga Wright, 2015308. Selain itu, imigran yang masuk melaui visa terampil kurang bergantungpada kondisi terbaik negara tujuan, karena mereka didatangkan berdasarkan keterampilan dankesiapan pasar tenaga kerja. Tren skilled migration telah menarik minat banyak negara maju dan diprediksi menjadisalah satu mekanisme migrasi internasional di masa mendatang. Mengingat besarnya peluangdan prospek tenaga kerja terampil, tulisan ini mencoba untuk menganalisis penerapanprogram imigrasi terampil skilled migration terhadap kebutuhan tenaga kerja pasar danimplikasinya dalam pembangunan Australia secara PENELITIANPenelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif. Tulisan ini bertujuan untukmenjelaskan program program migrasi terampil skilled migration dalam kebijakan migrasiAustralia. Sumber data tulisan ini sepenuhnya bersifat data sekunder, yakni mengolahinformasi dan data dari buku, artikel jurnal, karya tulis ilmiah, sumber online, dan sebagainyayang ditulis oleh pihak ketiga, yang memiliki relevansi dengan dengan kebijakan skilledmigration. Pemerintah Australia menyadari kebutuhan akan tenaga kerja asing yang telahberkontribusi dalam aktivitas ekonominya selama ini, dan oleh karena itu, pemerintahAustralia menciptakan kebijakan skilled migration – hanya imigran terbaik, tercerdas, danterampil di lingkungan global yang dapat masuk ke Australia. Negara ini juga diuntungkandengan persepsi publiknya bahwa imigran terampil – walaupun mereka mampu – cendeungtidak bersaing dan menggangu ranah dan pasar tenaga kerja ini turut menyertakan pendekatan Neoklasik. Menurut pendekatan ini, strukturgaji mampu mempengaruhi imigrasi dan mobilitas untuk berpindah dari satu negara kenegara lain. Hal ini menjelaskan sudut pandang mikro tentang keinginan mendapatkan upahyang lebih tinggi daripada, standar hidup yang lebih baik, dan keadaan host-country yanglebih maju daripada negara asalnya. Dalam sudut pandang makro, negara-negara yangmemiliki tingkat dan percepatan pembangunan ekonomi yang tinggi cenderungmendatangkan lebih banyak imigran asing. Hal ini merupakan konsekuensi logis daripergerakan modal dan tenaga kerja. Di samping itu, negara seringkali memiliki masalahterhadap tenaga kerja asing. Negara dapat menciptakan mekanisme yang secara ketatmenyeleksi agar hanya imigran-imigran terampil yang dapat memasuki negaranya, agar tidakmenjadi beban di negara penerima di masa Terdapat dua pendekatan utama dalam mendefinisikan terampil’ dalam diskursusmigrasi internasional. Pertama, ialah pendekatan pendidikan. Pendekatan ini mendefinisikan'keterampilan' menurut tingkat pendidikan yang diperoleh seorang migran, dengan merekayang memiliki kualifikasi pasca sekolah menengah atau lebih tinggi diklasifikasikan sebagai'terampil'. Para analis ekonom melontarkan kritik terhadap pendekatan pendidikan karenamelakukan generalisasi dan penyetaraan keterampilan, di mana gelar tersier dari Harvarddapat disandingkan dengan gelar dari institusi yang lebih tidak bergengsi Chand & Tung,2019345. Pendekatan kedua adalah pendekatan alternatif. Tidak hanya mempertimbangkan faktortenaga kerja yang berpendidikan tinggi, pendekatan ini turut memperhitungkan mereka yangtidak memiliki pendidikan/kualifikasi formal namun dipekerjakan dalam pekerjaan sains danteknologi dalam kategoti 'sangat terampil'. Pendekatan ini menyadari bahwa tidak semuaorang memiliki kesetaraan dalam aksesibilitas pendidikan, namun kemampuan tenaga kerjadalam menguasai teknologi dan saintifik adalah hal yang berbeda Boucher, 20204.Berbicara tentang keterampilan dan secara khusus dalam konteks migrasi terampil,Australia adalah salah satu negara anggota OECD sekaligus menjadi kolaborator globaldalam mempromosikan program migrasi terampil. Berkaca pada posisinya, Australiamerupakan salah satu negara tujuan utama bagi para imigran asing. Negara ini telahmemperoleh banyak manfaat dari kontribusi penting yang telah diberikan para tenaga kerjaimigran terhadap kinerja dan perkembangan ekonominya. Namun, imigrasi internasionalsejatinya tetap menjadi bahan perdebatan publik. Salah satu isu menonjol yang menopangperdebatan adalah kekhawatiran yang meluas di negara-negara tuan rumah bahwa imigrasimerusak prospek pasar tenaga kerja masyarakat asli Islam & Fausten, 2008S66. Olehkarena itu, Australia memerlukan kebijakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerjaekonomi tanpa merusak pasar tenaga kerja beberapa dekade terakhir, Australia telah merancang program skilled migrationpermanen yang besar, dengan membawa dua tujuan prioritas pembangunan bangsa danpertumbuhan ekonomi. Dalam hal kebijakan migrasi, fokus utama Australia berorientasi padatenaga kerja berketerampilan tinggi di setiap bidangnya. Sistem imigrasi Australia mengalamiperubahan paradigma yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Di antara banyakperubahan, perubahan utama ialah pergeseran fokus dari program migrasi keluarga familystream migration menuju program migrasi terampil skilled migration dan dalam programimigrasi secara keseluruhan dari migrasi permanen ke migrasi sementara jangka memperkenalkan reformasi migrasi terampil utama mulai tahun 1999. Singkatnya, pemerintah Australia bertujuan untuk menarik 'yang terbaik dan tercerdas' di lingkunganglobal yang semakin kompetitif, yang didefinisikan sebagai migran terampil yang membantunegara dalam memanifestasikan kepentingan ekonomi nasionalnya Elsa, 2010.Setelahnya, mekanisme penerimaan imigran dan tenaga kerja asing ke Australiamenjadi semakin selektif dan ketat. Hal ini merujuk pada serangkaian tes wawasan danpengetahuan yang disebut sebagai tes pra-migrasi. Dalam prosesnya, pelamar utama /primary applicant dengan kemampuan bahasa Inggris yang relatif buruk, kredensial yangtidak valid, kualifikasi di bidang yang terkait dengan permintaan pasar tenaga kerja yangrendah, dan usia di atas 45 tahun dikeluarkan pada titik masuk melalui pengujian berbasispoin dengan target yang telah ditentukan. Mekanisme pra-migrasi tes juga melibatkanpengetahuan seputar bahasa Inggris sebagai bahasa universal dan secara khusus sebagaibahasa nasional Australia. Indikator dari tes bahasa Inggris ditentukan oleh skorInternational English Language Testing System IELTS Band 5 atau lebih tinggi dalamberbicara, mendengarkan, membaca, dan juga menulis. Pada tahun 2005, Australiamemperbaharui skilled migration program dengan mengenalkan jalur studi-imigrasi dansetidaknya 50% pekerja migran terampil yang masuk adalah mantan siswa internasionalsekolah dan universitas terkemuka Hawthorne, 20142.Kebijakan imigrasi terampil Australia terbukti membawa pengaruh positif terhadappendapatan riil dan pertumbuhan ekonomi Australia dan semakin terfokus pada keterampilanmigran sebagai kriteria untuk memasuki negara. Antara tahun 2000-2006, jumlahkeseluruhan penerimaan imigran tahunan oleh Australia adalah sekitar migrasi terampil menyumbang sekitar 65% dari visa migrasi ke Australia yangdiberikan pada tahun 2004-2005, di mana sepertiga dari jumlah ini diperoleh pelajar asingIslam & Fausten, 2008S67. Dua dekade berikutnya – setelah banyak pembaharuan kinerjamigrasi terampil –pada 2014-2017, Australia menerima setidaknya imigran, di manasekitar di antaranya adalah imigran terampil. Jumlah total imigran merupakanpeningkatan besar dari imigran tetap yang diterima pada tahun 1996, meskipunmenurun jika dibandingkan dengan tahun 2012 dengan total imigran yang masukChand & Tung, 2019342.Program skilled migration yang dirancang Australia tidak selalu berjalan dengan baik,malah memiliki perbedaan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan negara OECDlain, seperti Kanada, Amerika Serikat, atau Selandia Baru. Satu Pada tahun 2017, dari migranterampil yang tiba di Australia, 87% menetap di dua kota terbesar Sydney dan ini terjadi dengan latar belakang tantangan infrastruktur di kota-kota terbesar sementara bagian lain di Australia sebenarnya juga memerlukan lebih banyak imigran. Masalah lainnyaadalah potensi segregasi dan kesenjangan antara tenaga kerja imigran terampil dan tidakterampil. Hal ini berdampak pada penetapan upah minimum dan posisi-posisi strategis dilembaga vital yang pada umumnya lebih menguntungkan tenaga kerja terampil. Secaraabsolut, pekerja terampil asli/lokal lebih berpotensi menghadapi persaingan dari tenaga kerjamigran terampil daripada tenaga kerja tidak terampil asli/lokal Islam & Fausten, 2008S69.Merujuk pada potensi permasalahan tersebut, Australia menyusun rencana menciptakan dua skema percontohan yang ditujukan untuk mendukung seluruhbakat masyarakat lokal dan imigran serta menyentuh inovasi di seluruh wilayah AustraliaChand & Tung, 2019341.Pertama, Global Talent Scheme and Supporting Innovation in Australia. Program iniberupaya untuk mendukung pertumbuhan bisnis, transfer keterampilan, penciptaan lapangankerja dengan menarik bakat-bakat global berketerampilan tinggi untuk membantu mendorongbisnis inovatif di Australia. Program ini berfokus pada menarik minat tenaga kerja ahli asingdan bakat global dalam keterampilan sains, teknologi, teknik, dan matematika yangdibutuhkan untuk bidang-bidang seperti robotika dan bioteknologi yang akan membantusektor-sektor lainnya berkembang dan mengalir untuk memberi manfaat bagi seluruhmasyarakat Australia. Kedua, Supporting Innovation in South Australia. Skema ini dirancanguntuk mendukung Australia Selatan dalam menarik wirausahawan, tenaga ahli, dan investorasing yang memiliki ide inovatif dan meluncurkan start-up. Kedua skema ini berjalan dengansangat baik; jumlah investasi asing dan transfer teknologi meningkat dengan hal tersebut, pada 2019 pemerintah Australia memperkenalkan dua programvisa regional baru yang akan mewajibkan pekerja terampil untuk tinggal dan bekerja diwilayah regional di luar kota-kota besar selama tiga tahun sebelum memenuhi syarat untukmengajukan permohonan izin tinggal permanen Grattan, 2019. Kebijakan migrasi terampilpada akhirnya berkontribusi pada liberalisasi ekonomi dan pertumbuhan ekonomi jangkapanjang Australia. Konsistensi dari sistem penerimaan migran yang semakin selektifmembantu Australia dalam menerima imigran yang memiliki kompetensi dan kualifikasiterbaik yang dapat bersaing secara global. Tidak hanya tenaga kerja, para pelajar asing yangdatang ke Australia menambah daya asing lokal sehingga taraf pendidikan berjalan dengankompetitif. Kebijakan dan program skilled migration telah berjalan dalam waktu yang cukuplama dan dalam hal ini, telah menjadi parameter penting dalam menciptakan ekosistemmigrasi Australia yang terampil. KESIMPULANMigrasi internasional telah menjadi diskursus panjang dalam globalisasi dan menjadibagian integral dalam hubungan internasional. Migrasi internasional membuat kajianhubungan internasional semakin kompleks mengingat perpindahan manusia dari satu tempatke tempat lain. Alasan orang berimigrasi dapat dilihat melalui dua sudut sudut pandang mikro individu, tujuan orang berimigrasi ialah untukmemperbaiki standar hidup, meningkatkan pendapatan, dan mengharapkan kesejahteraanfinansial, serta mencari peluang ekonomi. Berdasarkan sudut pandang makro individu,proyek pembangunan ekonomi dan kondisi negara maju menarik banyak tenaga kerja untukberimigrasi. Hal ini disebabkan oleh pergerakan sumber dayamodal yang masuk diikuti olehmasuknya sumber daya manusia. Tidak hanya tenaga kerja, orang-orang berimigrasi jugadidorong oleh alasan pendidikan, kebijakan migrasi berbasis keluarga menuju migrasi terampil yangdilakukan Australia merupakan salah satu contoh reformasi visa migrasi. Kebijakan skilledmigration Australia bertujuan membentuk ekosistem tenaga kerja yang berketerampilantinggi di setiap bidangnya, begitupun dengan pelajar di bidang pendidikan. Dalam prosesnya,rangkaian tes penerimaan imigran disebut sebagai tes pra-migrasi. Tes ini meliputipersyaratan umur, kredensial/sertifikat legalitas migrasi, kualifikasi dan kompetensi di bidangterkait yang sesuai dengan permintaan pasar tenaga kerja Australia, serta tes khusus bahasaInggris diindikatori oleh skor IELTS. Seluruh bentuk pengujian tersebut berbasis poin denganmasing-masing skor target yang telah ditentukan. Pra-migrasi membuat sistem penerimaanmigran Australia jauh lebih selektif dan ketat di mana setiap tahunnya, lebih dari 50% pekerjamigran dan pelajar yang masuk ke Australia adalah migran terampil lulusan sekolahinternasional migrasi terampil pada akhirnya menjadikan Australia sebagai kolaboratordalam mempromosikan program migrasi yang selektif. Penerimaan imigrasi berketerampilantinggi yang terus-menerus di Australia sejak 1999 adalah bukti reformasi visa Australiadalam memanifestasikan dua tujuan prioritasnya, yakni pembangunan bangsa danpertumbuhan ekonomi nasional. Australia menyadari persaingan global yang semakinkompleks di masa mendatang dan memahami bahwa dengan masuknya imigran dan tenagakerja yang terampil dapat membantu pemerintah Australia mewujudkan tujuan telah memperoleh banyak manfaat dari kontribusi penting yang diberikan oleh paraimigran terampil di berbagai bidang, yang berimplikasi pada transfer pengetahuan, pertumbuhan ekonomi, dan sistem penerimaan imigran yang mulai ditiru oleh negara-negaramaju lain. DAFTAR PUSTAKABoucher, A. K. 2020. How Skill’ Definition Affects the Diversity of Skilled Immigration Policies. Journal of Ethnic and Migration Studies, 4612, 2533–2550. Brunow, S., Nijkamp, P., & Poot, J. 2015. The Impact of International Migration on Economic Growth in the Global Economy pp. 1027–1075. Chand, M., & Tung, R. L. 2019. Skilled Immigration to Fill Talent Gaps A Comparison of the Immigration Policies of the United States, Canada, and Australia. Journal of International Business Policy, 24, 333–355. Elsa, K. 2010, June 18. Overseas Students Immigration Policy Changes 1997-May 2010. L. 2014. A Comparison of Skilled Migration Policy Australia, Canada and New Zealand. SSRN Electronic Journal. Hollifield, J. F. 2012. Migration and International Relations. Oxford University Press. Islam, A., & Fausten, D. K. 2008. Skilled Immigration and Wages in Australia. Economic Record, 84Supplement S1, S66–S82. Wright, C. F. 2015. Why Do States Adopt Liberal Immigration Policies? The PolicymakingDynamics of Skilled Visa Reform in Australia. Journal of Ethnic and Migration Studies, 412, 306–328. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.